Sabtu, 15 Januari 2011

Snifferbot, Robot yang Mampu Mengenali dan Melacak Bau

Dunia robotik kembali menemukan hal baru. Sebuah proyek yang dikepalai oleh Andy Russell dari Intelligent Robotics Research Centre Monash University berhasil mengembangkan sebuah generasi robot pendeteksi bau, atau yang lebih dikenal dengan istilah "SNIFFERBOT".
Adalah Russell yang berhasil menciptakan versi terbaru dari robot yang konon merupakan generasi dari robot RAT (Reactive Autonomous Testbed) ini. Jenis robot yang diharapkan berfungsi layaknya seekor anjing yang mampu mendeteksi obat-obatan, bahan peledak, dan gas beracun.
Russell mengatakan kalau beberapa jenis bahan kimia seperti ethanol dan amonia, bahkan siap diujikan untuk melihat kemampuan robot ini. "Kami menggunakan sensor yang biasa digunakan pada oven microwave keluaran terbaru. Sensor ini mampu mendeteksi masakan apa yang sedang diletakkan di dalamnya dan mengecek apakah makanannya sudah matang atau belum," jelasnya.
Yang menjadi penelitian tim Russell ini adalah bagaimana mengontrol snifferbot agar dapat menemukan jalan menuju sumber bau. "Teknik robot ini sebenarnya didapatkan dari konsep yang digunakan berbagai jenis serangga," ujarnya.
"Kami meneliti serangga ulat sutra dan kadar gula kotoran hewan. Kami juga mengamati perilaku semut yang suka meninggalkan jejak kimia di tanah. Kami menggunakan algoritma dalam ranah biologi, yang kemudian dimodifikasikan sehingga bisa dimengerti oleh prosesor robot," jelasnya.
Lebih jauh menurut Russell, robot pencium ini mungkin tidak akan mengantikan fungsi anjing pencium. Namun, akan digunakan pada situasi berbahaya di mana hewan atau manusia tidak dapat melakukannya.
"Mungkin akan ada penggunaan lain pada robot jenis ini. Misalnya menemukan jalan di dalam selokan berliku untuk mencari sumber kimia beracun di suatu tempat. Situasi seperti itu tidak mungkin dilakukan manusia maupun anjing," jelasnya.
Perlu diketahui, untuk menjalankan proyek ini, Russell mendapat bantuan dana dari dewan peneliti Australia. Bahkan baru-baru ini, teknologi yang dikembangkan Russell dkk ini mendapat perhatian dari Australian Customs Service.
Sayangnya, tim ini masih terhambat oleh minimnya sensor yang sesuai untuk jenis bahan kimia khusus. "Untuk menghasilkan sebuah robot yang cerdas seperti seekor anjing, kami memang masih kesulitan," ujar Russell. "Itulah mengapa saya berpikir kalau robot ini lebih baik dijadikan pelengkap anjing saja," jelasnya.
Selain robot ini, Russel juga sedang mengembangkan sebuah robot yang disebut ADAM (AD Aptive Mobile) yang mampu "mempelajari" bagaimana melakukan suatu perjalanan tapi tetap memperhitungkan efisiensi energi. Robot ini nantinya akan dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti layaknya sebuah alat pembersih di masa depan.

(Sumber: kimianet.lipi.go.id)

1 komentar:

  1. I was diagnosed as HEPATITIS B carrier in 2013 with fibrosis of the
    liver already present. I started on antiviral medications which
    reduced the viral load initially. After a couple of years the virus
    became resistant. I started on HEPATITIS B Herbal treatment from
    ULTIMATE LIFE CLINIC (www.ultimatelifeclinic.com) in March, 2020. Their
    treatment totally reversed the virus. I did another blood test after
    the 6 months long treatment and tested negative to the virus. Amazing
    treatment! This treatment is a breakthrough for all HBV carriers.

    BalasHapus